PERBEDAAN INTENSITAS NYERI SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN TEKNIK MASASE DAN NAFAS DALAM PADA IBU INPARTU KALA I PRIMI GRAVIDA FASE AKTIF DI RSUD DR. ZAINOEL ABIDIN TAHUN 2010 PDFPrintE-mail
Kamis, 22 Maret 2011 20:01
PERBEDAAN  INTENSITAS NYERI  SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN TEKNIK MASASE DAN  NAFAS DALAM PADA IBU INPARTU KALA I  PRIMI GRAVIDA FASE AKTIF DI RSUD DR. ZAINOEL ABIDIN TAHUN 2010



Amalia


Pain is one of the mothers felt when I primi gravida inpartu active phase. Providing massage and deep breathing techniques can be alternatives to reduce labor pain when I primi gravida inpartu active phase. The purpose of this study was to determine pain intensity difference before and after the massage and breathing techniques in the mother when I primi gravid inpartu active phase. This study uses experimental design to the granting of massage techniques and deep breathing. Population is a mother when I primi gravida inpartu active phase in Dr. Zainoel Abidin in 2010. The experiment was conducted on 03 to 17 December 2010. The sample of 15 respondents, sampling by accidental sampling. Data was collected by observation and interview. Data were analyzed using test with significance level <0.05. Results of research before the intervention, the pain was at 27.0%, severe pain amounting to 73.0% and after the intervention, the pain was at 53.0%, severe pain amounting to 47.0%. The results have a statistical significance test of 0.041, with the conclusion that the massage technique and breath in the first stage in the mother inpartu primi gravid active phase is effective in helping reduce labor pain. Midwives should do massage and breathing techniques in which is an alternative to reduce pain intensity in
a single package of relief measures for childbirth.

Key word: level of pain, when I primi gravida inpartu, massage, breath in

Persalinan adalah peristiwa penting yang sangat ditunggu oleh setiap pasangan suami-istri dan merupakan saat yang akan sangat membahagiakan setiap keluarga. Sayang sekali proses menanti kelahiran ini akan dilalui seorang ibu dengan jam-jam penuh rasa nyeri. Sebagian besar ibu yang  melahirkan, merasakan nyeri persalinan dengan intensitas sangat berat sehingga menjadi sangat menderita. Nyeri saat persalinan selalu timbul akibat dari kontraksi otot rahim, yakni peregangan segmen bawah rahim dan leher rahim, membukanya mulut rahim serta peregangan otot-otot serta jaringan dasar panggul yang membentuk jalan lahir. Nyeri dirasakan sangat berat terutama oleh ibu-ibu yang baru pertama kali mengalami proses persalinan/primipara (Arfian, 2008).
Nyeri dalam proses persalinan bermanfaat sebagai alarm dan dapat menjadi signal buat ibu untuk mengedan (mengejan). Tetapi bila dorongan mengedan ini muncul sebelum waktunya, dapat menimbulkan efek samping berupa pembengkakan mulut rahim yang menyebabkan proses persalinan normal menjadi terganggu, bahkan akhirnya dapat terjadi persalinan harus dilaksanakan lewat tindakan operasi. Pada sebagian besar ibu-ibu nyeri persalinan merupakan suatu penderitaan, yang tidak jarang akan dirasakan untuk waktu yang cukup lama............................................................... Selain itu nyeri juga akan menimbulkan perubahan-perubahan  fisiologik seperti meningkatnya tekanan darah, naiknya laju denyut jantung, menyempitnya (vasokonstriksi) pembuluh darah (arterial) dengan akibat terganggunya aliran darah ke organ-organ tubuh, meningkatnya aktifitas pernafasan, kehilangan banyak air, dan kelelahan yang sangat. Respon yang ditampilakan pasien pun berbeda - beda, secara verbal ada yang mengeluh dengan cara mengaduh, menangis, dan sesak nafas. Ekspresi wajah yang ditampakkan beragam (meringis, menggeletukkan gigi, menggigit bibir).  Juga dapat terjadi perubahan-perubahan biokimia dan metabolisme tubuh. Karena derita nyeri ini, tidak jarang sebagian ibu-ibu akhirnya memilih jalan pintas mengakhiri proses persalinan lewat tindakan pembedahan (Seksio Caesaria/SC).
Persalinan normal adalah suatu proses dimana janin cukup bulan, dengan presentasi belakang kepala masuk melalui jalan lahir sesuai dengan kurva partograf normal dan lahir secara spontan (Depkes RI, 2007). Faktor-faktor penting yang memegang peranan pada persalinan adalah: kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu (Power), kekuatan mengedan, kekuatan his tenaga ibu (dipengaruhi oleh sikap dan posisi selama persalinan), keadaan jalan lahir (Passage) dan janinnya sendiri (passanger) (Arfian, 2008).                            . .....Tiga hal penting dan perlu diperhatikan untuk menghilangkan rasa sakit persalinan adalah  keamanan, kemudahan dan jaminan terhadap homeostasis janin. Ibu bersalin yang diberikan analgesia harus dimonitor dengan baik. Menurut Arfian dalam Read (2008), intensitas nyeri persalinan berhubungan dengan tingkat emosional. Beberapa faktor yang berhubungan dengan meningkatnya intensitas nyeri persalinan dan kelahiran adalah Nuliparitas, Induksi Persalinan, Usia Ibu yang masih muda, Riwayat ‘Low Back Pain’ yang menyertai menstruasi dan peningkatan berat badan ibu ataupun janin.
Nyeri pada persalinan dapat mengontrol dengan menggunakan managemen nyeri, baik secara farmakologis maupun non farmakologis. Secara non farmakologis yang merupakan kewenangan bidan  ada berbagai tehnik yang dapat dilakukan seperti stimulus dan massage kutaneus, distraksi, terapi es dan panas, hypnoti, masase dan  nafas dalam. Tehnik ini  dapat menurunkan ketegangan fisiologis sehingga akan menurunkan denyut nadi, frekuensi pernafasan dan mengurangi keringat. Kondisi itu akan membuat pasien lebih mampu menghadapi situasi lingkungan yang tidak sesuai dengan harapannya. Tehnik masase dan  nafas dalam adalah sebagian tehnik non farmakologi untuk mengurangi nyeri yang sangat mudah dilakukan karena praktis tidak memerlukan waktu yang lama dan tanpa menggunakan alat (Wikipedia, 2005). ........ Stress dalam persalinan menyebabkan produksi hormon adrenalin meningkat sehingga mengakibatkan vasokontriksi dan aliran darah dari ibu ke janin menurun.
Pada janin akan terjadi hipoksia sedangkan pada ibu akan terjadi prolong delivery time (Sehat dalam Longulo, 2002). Bila nyeri persalinan dapat diatasi dengan baik, hormone stress akan menurun dan  mengurangi  kebutuhan
oksigen hingga 40% ( Falener dalam Longulo, 2002 ).
Bidan mempunyai peran besar dalam mengurangi nyeri non farmakologi. Intervensi yang termasuk dalam pendekatan non farmakologi adalah analgesia psikologis yang dilakukan sejak awal kehamilan, relaksasi, massage, stimulasi kuteneus, aroma terapi, hipnotis, akupuntur dan yoga (Wong & Perry, 1998).
Berdasarkan hasil study pendahuluan yang dilakukan di RSUD               dr. Zainoel Abidin pada bulan Oktober 2010, jumlah persalinan  pada bulan Agustus 2010 sebanyak 115 persalinan, dengan rincian sebagai berikut  partus normal 81 orang (Primipara 22 orang dan Multipara 59 orang), SC 18 orang, vakum ektraksi 7 orang dan forcep 5 orang, letsu 4 orang, dan pada bulan September 2010 sebanyak 121 persalinan, partus normal 76 orang (Primipara 25 orang dan Multipara 51 orang), SC 29 orang, vakum ektraksi 4 orang dan forcep 12 orang. Berdasarkan survey diketahui 90% ibu mengeluhkan nyeri akibat persalinan dan sebanyak 84 ibu atau 69% merasakan reda rasa nyeri setelah mendapat massage pada punggung. Banyaknya persalinan melalui tindakan vakum ekstraksi dan forcep disebabkan karena faktor kelelahan akibat  penggunaan energi dalam jumlah yang besar oleh tubuh, atau akibat penggunaan koping yang tidak tepat saat ibu merespon nyeri yang dirasakan pada saat Kala I. Dampak yang dapat terjadi akibat tindakan persalinan vakum ektraksi dan forcep dapat menimbulkan luka atau necrotis pada jaringan di luar tengkorak anak pada tempat pemasangan mangkok dan dapat menimbulkan infeksi apabila syarat asepsis dan anti sepsis kurang diindahkan sedangkan tindakan forcep dapat mengakibatkan luka pada ibu dan anak apabila tidak dilakukan dengan cara yang tepat dan benar (Wiknyosatro, 2007).
Observasi dan wawancara yang dilakukan di ruang Bersalin RSUD dr. Zainoel Abidin pada tanggal 5 Oktober 2010, pelaksanaan tindakan masase dan nafas dalam dilakukan bidan pada ibu bersalin belum sepenuhnya dilaksanakan untuk mengurangi nyeri persalinan.
Berdasarkan masalah di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah pemberian teknik masase dan nafas dalam pada ibu bersalin kala I di ruangan Mawar RSUD dr.   Zainoel Abidin  tahun 2010”
Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya perbedaan intensitas  nyeri sebelum  dan sesudah  pemberian  teknik  masase dan nafas  dalam  pada  ibu inpartu kala I primi grafida di ruang Bersalin RSUD. dr.   Zainoel Abidin tahun 2010.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan desain experiment, yaitu  rancangan penelitian yang digunakan untuk mencari sebab akibat dengan adanya keterlibatan peneliti dalam melakukan manipulasi terhadap variable bebas (Nursalam, 2008). Penelitian ini digunakan untuk mengetahui perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah pemberian teknik masase dan nafas dalam pada ibu inpartu Kala I primi gravida di ruang Mawar RSUD dr.   Zainoel Abidin  tahun 2010.
Variabel penelitian ini adalah : variabel independent (pemberian teknik masase dan nafas dalam) dan variabel dependen (intensitas nyeri) (Azwar, 1997).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu inpartu Kala I primi gravida fase aktif (pembukaan lebih dari 4 cm) yang  bersalin dalam bulan Desember 2010, data persalinan pada bulan Agustus dan September 2010 sebanyak 236 persalinan, dengan jumlah ibu bersalin  primi gravida fase aktif  sebanyak 47 orang, yang berarti lebih kurang  24 persalinan primi gravida fase aktif per bulan.
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu inpartu kala I primi gravida fase aktif yang bersalin di ruang Bersalin RSUD dr.   Zainoel Abidin . Sampel diambil dengan menggunakan teknik accidentalsampling dengan besar sampel 15 orang.
Waktu penelitian akan dilakukan pada tanggal 03 – 17 Desember 2010. Penelitian  dilaksanakan di ruang Bersalin RSUD dr.   Zainoel Abidin .
Data di analisis secara :
Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk melihat gambaran atau distribusi frekuensi antara sebelum dan sesudah pemberian teknik masase dan nafas dalam pada ibu inpartu kala I primi gravida, dengan formula

Analisa Bivariat
Analisa bivariat merupakan  analisis yang digunanakan untuk melihat perbedaan  antara  variable  independen   dengan  variabel   dependen, dengan menggunakan uji statistic/ uji t (uji beda) berpasangan, dengan tingkat kepercayaan 95% atan ? = 0,05